Minggu, 22 Mei 2022

Your Grit, Your Treasure : Part Two - Story of The Winner

 Minggu malam, 22 Mei 2022, podium tempat pengalungan medali para atlet Finswimming di Aquatic Sports Palace, National Sports Complex, My Dinh, Vietnam pada ajang SEA Games 2021 telah disiapkan untuk menyambut para pemenang final Men's Relay 4x100m Surface yang baru saja selesai dilaksanakan. Kontingen Indonesia, yang diwakili oleh Wahyu Anggoro, Petrol, Bima dan Dio Novandra berhasil meraih medali perunggu. Mereka keluar sebagai juara ketiga dengan waktu 2 menit 31.060 detik.

Dio Novandra Wibawa, saat menerima medali perunggu untuk nomor Men's relay 4x100m pada SEA Games XXXI, Vietnam

Adalah Dio Novandra Wibawa, saat ini tercatat sebagai atlet  provinsi Jawa Timur, pada malam sebelumnya, Sabtu 21 Mei 2022, juga turut menyumbangkan medali perak setalah bersama tim nya menduduki peringkat kedua pada nomor Men's Relay 4x100m Surface. SEA Games 2021 adalah event regional pertama bagi atlet  24 tahun ini.

Saya mengenal Dio kecil pada tahun 2001, usianya baru menjelang 5 tahun saat itu, dan sepanjang ingatan saya semenjak pertama kali melihatnya dan seterusnya tiap kali kami menghabiskan waktu bersama keluarga besar  di Surabaya, kami menyaksikan Dio kecil sebagai sosok yang sangat aktif secara fisik. Ketertarikannya akan aktivitas luar ruangan telah tampak sejak dini. Bermain sepak bola, berkeliling komplek perumahan dengan sepedanya, higga berlatih bulu tangkis dan renang mengisi hari-hari kanak-kanaknya. Bersama dengan kakak dan adiknya, semuanya laki-laki, semasa sekolah dasar, Dio aktif berlatih bulu tangkis di klub lokal dan juga berlatih renang hingga mengikuti beberapa event kejuaraan lokal dan menjadi pemenang di beberapa nomor.

Menjelang usia remaja, Dio memilih menekuni olah raga renang, jadwal latihannya juga meningkat, tidak hanya latihan di kolam, Dio remaja juga harus mengikuti serangkaian program latihan yang ditetapkan oleh coach nya di klub dan di pusat pelatihan atlet pemerintah kota Surabaya. Ketatnya jadwal latihan membuatnya harus berusaha ekstra untuk menyelesaikan program belajarnya di sekolah. Kami menyaksikan sendiri bagaimana perjuangannya semasa remaja untuk menyeimbangkan ritme belajar, latihan dan  juga bersosialisasi layaknya  remaja lainnya. Mendisiplinkan diri sendiri menjadi kuncinya untuk bisa tetap bertahan ditengah aktivitasnya yang tidak biasa ini.

Ada kalanya, semangat naik dan turun, ada waktunya lelah menjadi penghambat, dan menjaga konsistensi terhadap cita-cita menjadi perjuangan yang sungguh nyata. Kedua orang tua Dio sangat memahami kondisi ini, dan dimata saya, keduanya terbukti sama gigihnya dalam berusaha menjaga konsistensi putra-putra mereka dalam berprestasi di bidang olah raga. Bapak dan mama Dio, termasuk Eyang putri kami semasa hidupnya tak pernah kelihatan lelah mengawal Dio kakak beradik kemana-mana, mulai menemani berlatih, menyiapkan kebutuhan sepanjang program latihan, mengawal program belajar di sekolah, hingga mendampingi saat Dio bertanding di berbagai kejuaraan daerah baik di dalam maupun di luar kota. Satu keluarga besar kompak mendukung upaya anggota keluarga yang sedang berjuang.

Diakhir masa remajanya Dio memutuskan untuk memilih Finswimming sebagai cabang olahraga yang hendak ditekuninya. Semasa SMA, Dio telah menjadi salah satu atlet binaan Provinsi Jawa Timur. Naik kelas menjadi atlet provinsi, tantangan tentu semakin banyak. Satu hal yang saya pelajari, selain sangat konsisten dengan minatnya dalam olahraga, Dio makin mahir mengelola emosi dan kesabarannya. Jika semasa  kanak-kanak, kadang dikala kelelahan ia akan ogah-ogahan saat berlatih, semakin besar dan dewasa, pengelolaan diri baik fisik dan mentalnya semakin baik. Hujan dan panas, lelah dan bosan bukan alasan untuk menghindari program latihannya yang semakin intens. Tuntutan yang semakin tinggi dari pembina tampaknya justru memicu semangatnya untuk berusaha lebih keras lagi.

Pada tahun 2016, Dio menjadi salah satu atlet dari kontingen Jawa Timur yang bertanding di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat. Pada PON XIX ini, Dio yang saat itu telah menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya menyumbangkan 1 medali emas untuk nomor 100m Surface dan 1 medali perak untuk nomor 200m Surface. Pada tahun 2017, Dio menjadi bagian dari kontingen Surabaya dalam Kejurnas Selam Finswimming Piala Gubernur IV Jawa Timur, kala itu Surabaya keluar sebagai juara umum. 

Pada tahun 2021, Dio sempat vakum dari aktivitas rutinnya sebagai atlet, karena cedera pada tangan kanannya akibat mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motornya. Selama beberapa waktu tidak dapat menjalani latihan cukup membuatnya khawatir akan kemampuannya untuk kembali ke ajang pertandingan berikutnya, termasuk pada PON XX di Papua. Dio terpaksa absen dari salah satu event nasional tersebut. Fase ini menjadi salah satu masa tersulit bagi karirnya sebagai atlet daerah. Namun demikian, ujian ini diartikan sebagai tantangan bagi kegigihan Dio untuk kembali bangkit. Pasca menjalani operasi tangan dan proses pemulihan beberapa waktu lamanya, Dio kembali memacu dirinya untuk berlatih dan berlatih. 

Pada Maret 2022, Dio menjadi salah satu atlet dari 14 orang atlet yang dipanggil masuk Pelatnas  berdasarkan surat panggilan dari PB POSSI nomor 155/PB.POSSI/III/2022 tanggal 16 Maret 2022 perihal Pemberitahuan Pelatnas SEA Games XXXI/Vietnam 2022 dan pemanggilan atlet yang ditandatangani Ketua Umum PB POSSI, Mayjen Widodo Dwi Purwanto. Selama kurang lebih 2 bulan lamanya, Dio dan teman-teman menjalani masa pelatihan di Stadion Akuatik, Kompleks Gelora Bung Karno, sebelum diberangkatkan ke Vietnam untuk berlaga di SEA Games XXXI. 

Sepanjang pertandingan Finswimming di SEA Games Vietnam kali ini, kami menyaksikan perjuangan kontingen Indonesia di setiap nomor lomba. Keberhasilan Dio dalam memberikan kontribusi pada Indonesia melalui medali perak dan medali perunggu di dua nomor estafet putra, membawa rasa syukur dan kebahagiaan bagi kami, keluarganya. Kepada anak-anak di rumah saya jadikan momen ini sebagai contoh nyata dari rangkaian proses panjang yang penuh usaha untuk mewujudkan cita-cita. Perjuangan untuk mempertahankan konsistensi minat termasuk masa-masa recovery dan kembalinya sang kakak sepupu ke program pelatihan dan pertandingan antar daerah pasca mengalami kecelakaan hingga berhasil menjadi skuad tim Finswimming Indonesia dan menyumbangkan medali SEA Games di Vietnam dipandang anak-anak sebagai bukti nyata bahwa kegigihan dan konsistensi adalah modal bagi setiap indivindu untuk mencapai tujuan dan cita-citanya (yuk lihat tulisan saya tentang Grit disini).

Bagi kami, dengan contoh se"nyata" ini,  teori mengenai Grit bukan lagi sebatas teori. Semoga hasil yang lebih baik dapat diraih Dio dan mereka yang terus gigih berusaha di segala cuaca :).

Bekasi, 23 Mei 2022

Tribute for my nephew, Dio Novandra Wibawa

we proud of you


tautan yang relevan:

https://www.kemenpora.go.id/detail/1987/sesuai-harapan-presiden-menpora-amali-sebut-indonesia-tembus-tiga-besar-sea-games-2021-vietnam-berkat-dbon-sudah-benar

https://twitter.com/KEMENPORA_RI/status/

https://kabarindoraya.com/lolos-dari-fase-seleksi-nasional-katherina-eda-rahayu-masuk-timnas-sea-games-2022/

http://news.unair.ac.id/2016/09/30/dua-peselam-unair-raih-emas-pon-xix/




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar