Jumat, 27 Mei 2022

Your Grit, Your Treasure : Part Three - How to Improve it

 Balik lagi dong ngobrolin "grit", topik yang masih membuat saya penasaran. Maklumlah dalam pikiran saya, selama masih ada nafas, isu passion dan ketahanan akan ujian masih akan selalu relevan. Bagaimana dengan anda? :)

Sedikit mengingatkan kembali bahwa grit yang kita bicaraan disini dapat diartikan sebagai gairah (passion) dan kegigihan dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan yang berarti. Grit dipandang penting karena menjadi kunci penentu kesuksesan seseorang.

Dalam salah satu resensi buku karya Angela Duckworth berjudul  Grit: The Power of Passion and Perseverance yang saya baca dari laman https://sanger.umich.edu/news-9-17-19-book-club/ , telah diringkas poin-poin penting mengenai bagaimana cara kita dapat meningkatkan grit, sebagaimana saya sarikan berikut ini:

1. Perjelas Tujuan 

Mereka yang sangat tangguh mengetahui dengan sangat jelas tujuan akhirnya dan kebanyakan dari tujuan yang antaranya selaras dengan tujuan akhirnya. Angela Duckworth menyarankan tiga langkah Warren Buffet dalam menyatukan tujuan-tujuan, sesuatu yang dapat kita coba, yaitu:

- tulislah daftar dari 25 tujuan karir anda;

- Lingkari 5 prioritas tertinggi dari tujuan tersebut, dalam tahapan ini, kata hati/minat kita akan memainkan perannya;

- Lihat kembali 20 tujuan yang tersisa. Mana saja dari keduapuluh tujuan tersebut yang dapat mendukung pencapaian 5 prioritas tujuan karir kita? selebihnya, jangan dipedulikan lagi, karena hanya akan mengganggu tujuan akhir yang ingin dicapai.

2. Temukan minat anda

Minat menjadi sumbu dari gairah atau semangat. Faktanya, kebanyakan orang akan puas dengan pekerjaan yang memenuhi atau sesuai dengan minat mereka.Namun seringkali kita tidak dengan mudah dapat menemukan minat yang sesungguhnya. Nikmati proses pencarian ini, bisa dimulai dari mempertanyakan "apa yang suka sekali kita pikirkan?" ; "apa yang benar-benar kita pedulikan?"; atau "apa yang paling kita anggap penting?"

3. Berlatih dengan sungguh-sungguh

Mereka yang tangguh akan dengan mudahnya menyediakan waktu untuk berlatih sesuatu dalam bidang yang diminatinya. Latihan mereka dapat dikarakterisasi  oleh:

-  tujuan yang jelas ;

-  konsentrasi penuh dan usaha yang besar;

- Umpan balik yang langsung dan informatif; serta

- Pengulangan dengan refleksi dan penyempurnaan.

4. Ketahui dengan pasti tujuan kita

Kita pasti bisa merasakan hal yang berbeda saat memikirkan atau mengerjakan sesuatu yang sangat anda minati. "Perasaan" seperti ini merupakan awal yang tepat untuk mengetahui dengan jelas tujuan yang ingin dicapai.Apapun passion kita, tanyakan pada diri  seniri bagaimana ia dapat menghubungkan kita dengan orang lain dan menghubungkan kita dengan gambar besar hidup kita serta menjadi sarana mengekspresikan nilai-nilai yang kita yakini. Yang lebih penting adalah bagaimana passion  dapat berkontribusi pada pemberiaan manfaat pada orang lain. Mereka yang tangguh akan terus berusaha karena tahu betul apa tujuan mereka.

5. Latihlah kebiasaan bicara hal-hal positif pada diri sendiri

Seberapa banyak yang akan coba dilakukan seseorang sangat tergantung pada pola pikirnya. Teruslah melatih pola pikir yang bertumbuh (growth mindset) terutama saat menghadapi masa-masa yang sulit. Sebagai tambahan, kita bisa mempraktikan kebiasaan bicara pada diri sendiri dengan menggunakan kata-kata yang positif. Percayalah diri kita perlu disemangati setiap waktu, dan pemberi semangat yang terbaik datang dai diri kita sendiri :).

6. Bergabung dalam lingkungan dimana budaya  tangguh berkembang

Budaya yang melingkupi lingkungan kita akan membentuk karakter kita. Jika memang kita ingin bertumbuh menjadi pribadi yang tangguh, temukan lingkungan yang tepat dan bergabunglah didalamnya. Seringkali hal tersulit adalah menggerakkan diri sendiri untuk memulai sesuatu. Misalnya, saya, pada suatu fase dalam karir saya mendapat tantangan untuk bergabung dalam tim yang mengawalsuatu proyek pengembangan sistem informasi baru yang akan diterapkan oleh instansi tempat saya bekerja. Bersama-sama dengan  300 an orang anggota tim lainnya, saya harus mengupayakan agar proyek tersebut berhasil sesuai target yang ditetapkan, Bersama-sama kami mempelajari banyak hal baru yang bahkan beberapa diantaranya sama sekali baru alias belum pernah kami pelajarai sebelumnya dan kadang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan maupun pengetahuan kami. Setiap hari selama periode penyelesaian proyek yang memakan waktu kurang lebih 3 tahun, kami saling menyemangati, belajar cepat, bekerja seirama dan saling mendukung untuk memastikan keyakinan bahwa proyek ini akan berhasil kami selesaikan tepat waktu sesuai dengan ekspektasi terbaik. Dala perjalannya, melihat sekeliling saya yang bekerja dengan irama yang sama tampaknya budaya kerja dan belajar yang kami miliki tampak normal saja, meskipun pada praktiknya tak jarang kami harus lembur diluar waktu kerja yang seharusnya, mengorbankan hari libur dan harus memutar otak untuk menguasai ilmu baru yang (apalagi bagi saya yang tak muda lagi) seringkali sulit dipahami. Namun, dengan bergerak bersama-sama, kami yakin kami bisa.

Demikian beberapa langah yang dapat kita coba untuk membangun grit dalam diri dan lingkungan keluarga. Jika merasa belum sempurna jika hanya membacanya, tak ada cara lain membuktikannya selain mencobanya sendiri :). Yuk, kita latihan bareng.


Pranala :

Angela Duckworth, Grit: The Power of Passion and Perseverance

https://sanger.umich.edu/news-9-17-19-book-club/Grit matters. How do we grow it?










Tidak ada komentar:

Posting Komentar