Senin, 04 Juni 2012

Menghadapi Kemarahan

 gambar diunduh dari : http://deenoverduniya.files.wordpress.com
Kadang saat mengasuh anak-anak di rumah atau berinteraksi dengan pasangan atau rekan kerja atau bahkan terlibat dalam aktivitas bersama dengan teman-teman di dunia maya, kita mengalami kondisi yang menimbulkan perasaan risau dan berujung pada kemarahan.

Kemarahan adalah gejala emosi yang lazim terjadi di dunia ini. Secara alami kemarahan seringkali dihubungkan dengan tipikal lelaki yang "macho" , tetapi juga sering dinyatakan sebagai bagian dari  kehidupan perempuan.

Jika kita termasuk mereka yang seringkali mengumbar amarah namun setelahnya merasa amat bersalah karena telah menunjukan kemarahan kita, ini berarti kita pada dasarnya sedang berusaha melepaskan diri dari kebiasaan buruk yang satu ini. Kita harus menyadari bahwa tak seorangpun bisa membuat kita marah jika kita memutuskan untuk tidak merasa marah dan dapat mengendalikan emosi serta perasaan kita.  

Langkah penting pertama dalam menghadapi amarah adalah dengan menunjukkan niat untuk tenang dan menahan diri. Berhentilah sesaat dan mulailah mengambil nafas dalam-dalam dan hitunglah perlahan sementara kita  mengambil nafas dan mengeluarkannya perlahan. Kita mungkin bisa berhitung mulai dari tiga hingga lima hitungan. Berhitung semacam ini hanyalan salah satu cara untuk menghindarkan diri kita dari amarah.
 
Berhenti sejenak untuk mengambil nafas disaat kita sedang gelisah akan sangat membantu. Saat kita marah, tubuh kita melepaskan adrenalin yang akan meningkatkan detak jantung dan juga meningkatkan tekanan darah untuk mempersiapkan tubuh untuk meledak marah. Mengatur nafas akan sangat baik untuk mengendalikan detak jantung kembali normal dan mengirimkan pesan ke otak bahwa adrenalin tak lagi diperlukan.

Coalah untuk menghindari suasana yang bisa memancing kemarahan. Ini bisa membuat kita lebih bisa mengontrol emosi. Katakan pada rekan-rekan yang sedang terlibat dalam satu aktivitas bersama atau mungkin pada anak-anak kita bahwa kita akan kembali bergabung dengan mereka dalam waktu yang tak terlalu lama. Saat menyendiri, aturlah nafas, cucilah wajah dan lakukan sesuatu untuk mengalihkan pikiran kita dari penyebab kemarahan. Saat pikiran telah kembali tenang, cobalah berpikir lebih jernih dan kembalilah ke lingkungan semula dan hadapilah situasi yang barusan kita tinggalkan dengan lebih tenang.

Buatlah catatan tentang kapan saja kemarahan kita meledak untuk membantu kita mengendalikannya. Setiap kali kita merasa marah, tulislah mengenai perasaan dan reaksi kita dalam sebuah catatan dan cobalah untuk menuliskan penyebabnya dan buatlah analisis apakah penyebab itu cukup untuk membuat kita risau. Dengan latihan menulis seperti ini akan mengurai kemarahan kita dan menghindarkan kita dari melakukan perbuatan konyol.

Cobalah untuk melihat suatu situasi dengan cara yang berbeda, dan telitilah lebih dalam. Apakah mungkin dalam suatu situasi selalu ada pihak yang  selalu salah dan kitalah yang selalu benar?. Tenang, bisa jadi kitalah yang sebenarnya memancing perseteruan dengan pihak lain, dalam ha ini berjanjilah pada diri sendiri bahwa kita akan berpikir tenang dan berkepala dingin sebelum berlaku kasar di lain waktu.

referensi : http://www.angermanagement.com.au

Tidak ada komentar:

Posting Komentar