Sabtu, 28 Desember 2024

Kulik-Kulik AI Sebagai Alat Belajar Anak dan Remaja

    Sebagai ibu dari  remaja yang tengah menjalani masa sekolah menengah pertama, saya sering bertanya-tanya bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka belajar di era digital ini. Teknologi terus berkembang, dan salah satu inovasi terbesar yang saya lihat sangat membantu adalah Artificial Intelligence (AI).

Sebagai orang tua, terkadang kita  ragu tentang bagaimana AI dapat digunakan oleh anak-anak kita, terutama remaja. Meskipun demikian, kita pun maklum, sebagai hasil pengembangan teknologi,  jika dimanfaatkan dengan tepat, AI dapat menjadi alat yang luar biasa untuk mendukung proses belajar mereka. Berikut adalah sedikit pengalaman saya dalam mendampingi remaja saya di rumah dalam memanfaatkan AI untuk belajar secara efektif.

1. Mengenalkan AI sebagai Alat Bantu, Bukan Pengganti Usaha

Kepada remaja  saya di rumah, selalu saya katakan  bahwa AI adalah alat bantu terutama dalam proses belajar mereka dan bukannya solusi instan untuk memenuhi semua kebutuhan. Oleh karenanya, mereka tetap harus memahami materi pelajaran, berpikir kritis, dan belajar mandiri. Adapun AI memang dapat membantu menjelaskan konsep sulit, tetapi tanggung jawab untuk belajar tetap ada pada mereka.

Sebagai contoh, remaja saya menggunakan aplikasi berbasis AI seperti Khan Academy atau Copilot/Chat GPT untuk mendapatkan penjelasan tambahan tentang topik matematika atau sains yang rumit. Namun, saya memastikan mereka tetap mencoba menyelesaikan soal terlebih dahulu sebelum meminta bantuan.

                                   credit_image: https://images.search.yahoo.com/search/images


2. Memanfaatkan AI untuk Membantu Memahami Konsep Sulit

Ada kalanya kita merasa frustrasi dengan materi pelajaran tertentu, seperti algoritma dalam matematika atau teori-teori sains. Dalam situasi ini, AI dapat memberikan penjelasan alternatif yang lebih mudah dimengerti.

Saya mengajari mereka untuk bertanya dengan spesifik, atau biasa disebut "prompting" yaitu mengajukan pertanyaan yang telah dilengkapi dengan konteks-konteks tertentu sesuai kebutuhan, misalnya:

  • "Berikan penjelasan mengenai konsep trigonometri sederhana untuk siswa sekolah menengah pertama."
  • Jjelaskan cara menghitung luas segitiga jika hanya diketahui panjang dua sisi dan sudutnya"

Jawaban versi AI sering kali membantu membuka wawasan dan membuat mereka lebih percaya diri untuk memahami pelajaran tersebut.


3. Membimbing Anak Menggunakan AI untuk Pengembangan Kreativitas dan Penyelesaian Tugas Sekolah

AI bukan hanya berguna untuk memahami pelajaran, tetapi juga untuk menyelesaikan proyek kreatif. Misalnya:

  • Pembuatan Presentasi: Remaja  saya menggunakan alat bantu seperti Canva dengan fitur AI untuk membuat slide presentasi yang menarik.
  • Penulisan Esai: AI membantu memberikan ide atau menyusun draft awal, namun demikian saya selalu mengingatkan agar mereka tetap memerhatikan referensi yang digunakan sebagai dasar tulisannya serta untuk menuliskan ulang esai sesuai dengan  gaya bahasanya sendiri. Hal ini penting untuk memberikan pemahaman dan kepedulian anak terkait isu plagiarisme.

Melalui cara ini, remaja kita akan belajar memanfaatkan teknologi untuk menjadi lebih produktif tanpa kehilangan sentuhan pribadi dan melanggar hak cipta atas karya orang lain.


4. Menggunakan AI untuk Belajar Bahasa Asing

AI juga dapat dimanfaatkan  dalam belajar bahasa asing. Sebagai contoh, remaja saya di rumah memanfaatkan Google Translate yang didukung oleh AI untuk melatih kosakata dan pengucapan. Mereka bahkan mencoba berbicara dengan AI dalam bahasa asing untuk meningkatkan keterampilan percakapan mereka.


5. Menanamkan Etika dan Tanggung Jawab dalam Penggunaan AI

Etika menjadi perhatian kami di rumah dalam proses pembelajaran anak-anak. Terkait etika penggunaan AI, sebagai Ibu saya selalu mengingatkan anak-anak  bahwa:

  • Mereka harus menggunakan AI dengan tujuan positif dan bertanggung jawab, tidak menggunakan AI untuk menyontek atau mengeksplorasi materi yang tidak sesuai rentang usianya.
  • AI tidak selalu memberikan jawaban yang benar, jadi penting untuk tetap berpikir kritis dan memeriksa ulang referensi lainnya dalam memverifikasi informasi yang mereka peroleh dari AI.

6. Membuka Diskusi Terbuka untuk Memahami Batasan Teknologi

Sebagai salah satu cara pembelajaran di rumah, berdiskusi terbuka bersama anak-anak  adalah cara yang paling disukai mereka, tidak terkecuali diskusi tentang batasan teknologi ini. Topik-topik yang bisa didiskusikan bareng anak-anak antara lain seputar  bias data atau kurangnya pemahaman konteks oleh AI. Dengan cara ini, mereka akan memahami  untuk tidak sepenuhnya bergantung pada AI dan tetap mengandalkan kemampuan mereka sendiri.


7. Mengawasi Penggunaan AI dengan Bijak

Meskipun di satu sisi saya ingin mereka menjadi pengguna teknologi yang mandiri, saya tetap memantau bagaimana mereka menggunakan AI, mengingat  remaja saya memiliki ketertarikan terhadap teknologi dan rentan terkontaminasi oleh materi-materi yang tidak sesuai batasan aman usianya. Dalam hal ini, iklim keterbukaan komunikasi dalam hubungan keseharian orang tua-anak memegang peran penting yang memudahkan kita sebagai orang tua melakukan pemantauan. Misalnya melalui momen mengobrol ringan bareng anak-anak untuk mengetahui seberapa jauh mereka telah terampil memanfaatkan AI serta topik apa saja yang menarik minat mereka.


Kesimpulan

Memperkenalkan AI kepada  remaja adalah peluang besar untuk mempersiapkan mereka menghadapi masa depan yang dekat dengan teknologi. Namun, sebagai orang tua, peran kita adalah membimbing mereka menggunakan AI secara bijak dan bertanggung jawab.

Kita perlu terus mengingatkan anak-anak, khususnya remaja bahwa kecanggihan AI tidak dapat menggantikan kerja keras, kreativitas, dan pemikiran kritis. Dengan mengajari mereka cara memanfaatkan AI untuk belajar dengan bertanggung jawab, kita telah membantu mereka  individu yang siap menghadapi tantangan modernisasi.

*) referensi dari berbagai sumber.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar