Sabtu, 01 September 2012

Bicara Dengan Bayi Tak Harus Dengan Kata-Kata

Bayi saya (11 mo) dirumah sedang aktif-aktifnya bereksplorasi. Apapun bisa dijadikannya "mainan", tanpa khawatir ia terkena bahayanya. Mulai dari perkakas masak saya, buku-buku bacaan kakak-kakaknya, stop kontak listrik, televisi, pintu lemari, tak luput dari jangkauan tangannya saat bermain-main di dalam rumah. 

Biasanya saat ia berdekatan dengan alat-alat yang berbahaya, saya melarangnya dengan mengacungkan telunjuk tangan kanan saya sambil menggeleng-gelengkan kepala sembari memanggil namanya. Salah satu bentuk komunikasi yang efektif juga ternyata, sebab sekarang, setiap kali ia mendekati stop kontak misalnya, dan saya memanggil namanya, ia akan menoleh lalu serta merta menggeleng-gelengkan kepalanya, meniru-niru gerakan saya..:D, lalu ia pun urung mendekati mainan berbahayanya itu.


Penggunaan sikap tubuh saat berbicara dengan bayi saat ini diketahui sebagai permulaan bahasa yang sesungguhnya. Dengan kata lain, bahwa saat bayi kita bertepuk tangan atau menunjuk sesuatu , hal itu berarti ia sungguh-sungguh berusaha berkomunikasi pada kita.

Dalam sebuah paper berjudul "Impact of Symbolic Gesturing on Early Language Development" yang ditulis oleh Susan Goodwyn,et.al dan diterbitkan dalam Journal of Non verbal Behaviour 24 (2), Summer, 2000, hal. 81-103, terdapat penjelasan mengenai keuntungan yang diperoleh dari penggunaan bahasa isyarat saat kita berkomunikasi dengan bayi kita. Beberapa keuntungan itu antara lain:
  1. Pengulangan cara berkomunikasi dengan isyarat ini memungkinkan bayi lebih mudah merespon kata-kata yang diucapkan orang dewasa padanya.
  2. Penggunaan bahasa isyarat memungkinkan si kecil untuk berkomunikasi dan menunjukan repon lebih dini, yang berarti orang dewasa akan dapat berbicara dengan mereka lebih banyak, yang akan mempercepat kemahiran si kecil dalam berbahasa.
  3. Karena si kecil dapat menunjukkan keinginannya dengan lebih baik dengan menggunakan bahasa isyarat, percakapan antara orang dewasa seperti kita dengan bayi dapat lebih terfokus pada apa yang menarik perhatiannya. Sebab sebagaimana orang dewasa, bayi pun lebih menaruh perhatian pada apa yang membuatnya tertarik.
  4. Penggunaan bahasa isyarat mengurangi tingkat frustasi orang tua yang seringkali tidak dapat mudah mengerti apa yang diinginkan bayi mereka. Demikian pula dengan bayi, mereka merasa dapat lebih mudah dipahami oleh orang dewasa dengan cara berkomunikasi dengan isyarat. Hal ini membuat komunikasi antara orang dewasa, dalam hal ini orang tua dan bayi bisa terbebas dari rasa tertekan yang sering diikuti reaksi semacam tangisan, jeritan atau kemarahan.
  5. Penggunaan bahasa isyarat juga memungkinkan bayi dapat mempelajari berbagai konsep, seperti misanya, jika ia menggerakkan tangannya dengan gerakkan tertentu, maka orang tuanya akan segera mengambilkan minum, dan sebagainya.
Sebenarnya, isyarat yang merupakan turunan dari sikap tubuh secara naluriah telah dapat dilakukan oleh bayi kita, misalnya gerakan menggeleng atau mengangguk  atau melambaikan tangan saat hendak berpisah. Jadi untuk mengajarkan gerakan isyarat lainnya, bayi telah memiliki dasar untuk itu. Tinggal orang tuanya lah yang melatihnya berkomunikasi dengan lebih intens dengan memulainya mengajarkan beberapa simbol gerakan yang merujuk pada aktivitas tertentu. Penggunaan simbol gerakan tersebut haruslah konsisten dari waktu ke waktu, sehingga bayi kita dapat memahami bahwa satu gerakan merujuk hanya ke satu aktivitas tertentu saja. Misalnya, gerakan mengarahkan kelima jari tangan kanan ke arah mulut, sambil mengatakan "makan", hanya dilakukan untuk mengatakan kata "makan". Kuncinya adalah, lakukan cara komunikasi ini dengan santai dan menyenangkan.


Tentu saja, gerakan berupa simbol-simbol selama berkomunikasi dengan isyarat ini tidak berarti menggantikan model komunikasi verbal. Isyarat hanya bermanfaat untuk membantu kemampuan komunikasi verbal bayi kita. 

Tertarik melatih bahasa isyarat bareng bayi anda?, Yuk kita coba..:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar