Sebagai ibu dari remaja yang tengah menjalani masa sekolah menengah pertama, saya sering bertanya-tanya bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka belajar di era digital ini. Teknologi terus berkembang, dan salah satu inovasi terbesar yang saya lihat sangat membantu adalah Artificial Intelligence (AI).
Sebagai orang tua, terkadang kita ragu tentang
bagaimana AI dapat digunakan oleh anak-anak kita, terutama remaja. Meskipun
demikian, kita pun maklum, sebagai hasil pengembangan teknologi, jika
dimanfaatkan dengan tepat, AI dapat menjadi alat yang luar biasa untuk
mendukung proses belajar mereka. Berikut adalah sedikit pengalaman saya dalam mendampingi remaja saya di rumah dalam memanfaatkan AI untuk belajar secara
efektif.
1.
Mengenalkan AI sebagai Alat Bantu, Bukan Pengganti Usaha
Kepada
remaja saya di rumah, selalu saya katakan bahwa AI adalah alat
bantu terutama dalam proses belajar mereka dan bukannya solusi instan untuk
memenuhi semua kebutuhan. Oleh karenanya, mereka tetap harus memahami materi
pelajaran, berpikir kritis, dan belajar mandiri. Adapun AI memang dapat
membantu menjelaskan konsep sulit, tetapi tanggung jawab untuk belajar tetap
ada pada mereka.
Sebagai
contoh, remaja saya menggunakan aplikasi berbasis AI seperti Khan
Academy atau Copilot/Chat GPT untuk mendapatkan
penjelasan tambahan tentang topik matematika atau sains yang rumit. Namun,
saya memastikan mereka tetap mencoba menyelesaikan soal terlebih dahulu sebelum
meminta bantuan.
credit_image: https://images.search.yahoo.com/search/images
2. Memanfaatkan AI untuk Membantu Memahami Konsep Sulit
Ada kalanya kita merasa frustrasi dengan materi pelajaran
tertentu, seperti algoritma dalam matematika atau teori-teori sains. Dalam situasi ini, AI dapat
memberikan penjelasan alternatif yang lebih mudah dimengerti.
Saya
mengajari mereka untuk bertanya dengan spesifik, atau biasa disebut "prompting"
yaitu mengajukan pertanyaan yang telah dilengkapi dengan konteks-konteks
tertentu sesuai kebutuhan, misalnya:
- "Berikan penjelasan
mengenai konsep trigonometri sederhana untuk siswa sekolah menengah
pertama."
- Jjelaskan cara menghitung
luas segitiga jika hanya diketahui panjang dua sisi dan sudutnya"
Jawaban
versi AI sering kali membantu membuka wawasan dan membuat mereka lebih percaya
diri untuk memahami pelajaran tersebut.
3.
Membimbing Anak Menggunakan AI untuk Pengembangan Kreativitas dan Penyelesaian
Tugas Sekolah
AI bukan
hanya berguna untuk memahami pelajaran, tetapi juga untuk menyelesaikan proyek
kreatif. Misalnya:
- Pembuatan
Presentasi: Remaja saya menggunakan alat bantu
seperti Canva dengan fitur AI untuk membuat slide
presentasi yang menarik.
- Penulisan
Esai: AI membantu memberikan ide atau menyusun draft awal, namun
demikian saya selalu mengingatkan agar mereka tetap memerhatikan referensi
yang digunakan sebagai dasar tulisannya serta untuk menuliskan ulang esai
sesuai dengan gaya bahasanya sendiri. Hal ini penting untuk
memberikan pemahaman dan kepedulian anak terkait
isu plagiarisme.
Melalui
cara ini, remaja kita akan belajar memanfaatkan teknologi untuk menjadi lebih
produktif tanpa kehilangan sentuhan pribadi dan melanggar hak cipta atas karya
orang lain.
4.
Menggunakan AI untuk Belajar Bahasa Asing
AI juga
dapat dimanfaatkan dalam belajar bahasa asing. Sebagai contoh, remaja
saya di rumah memanfaatkan Google Translate yang didukung oleh
AI untuk melatih kosakata dan pengucapan. Mereka bahkan mencoba berbicara
dengan AI dalam bahasa asing untuk meningkatkan keterampilan percakapan mereka.
5.
Menanamkan Etika dan Tanggung Jawab dalam Penggunaan AI
Etika
menjadi perhatian kami di rumah dalam proses pembelajaran anak-anak.
Terkait etika penggunaan AI, sebagai Ibu saya selalu
mengingatkan anak-anak bahwa:
- Mereka harus menggunakan AI
dengan tujuan positif dan bertanggung jawab, tidak menggunakan AI untuk
menyontek atau mengeksplorasi materi yang tidak sesuai rentang usianya.
- AI tidak selalu memberikan
jawaban yang benar, jadi penting untuk tetap berpikir kritis dan memeriksa
ulang referensi lainnya dalam memverifikasi informasi yang mereka peroleh
dari AI.
6.
Membuka Diskusi Terbuka untuk Memahami Batasan Teknologi
Sebagai
salah satu cara pembelajaran di rumah, berdiskusi terbuka bersama
anak-anak adalah cara yang paling disukai mereka, tidak terkecuali
diskusi tentang batasan teknologi ini. Topik-topik yang bisa
didiskusikan bareng anak-anak antara lain seputar bias data atau
kurangnya pemahaman konteks oleh AI. Dengan cara ini, mereka akan
memahami untuk tidak sepenuhnya bergantung pada AI dan tetap mengandalkan
kemampuan mereka sendiri.
7. Mengawasi Penggunaan AI dengan Bijak
Meskipun di satu sisi saya ingin mereka menjadi pengguna
teknologi yang mandiri, saya tetap memantau bagaimana mereka menggunakan AI,
mengingat remaja saya memiliki ketertarikan terhadap teknologi dan rentan
terkontaminasi oleh materi-materi yang tidak sesuai batasan aman usianya. Dalam
hal ini, iklim keterbukaan komunikasi dalam hubungan keseharian orang tua-anak
memegang peran penting yang memudahkan kita sebagai orang tua melakukan
pemantauan. Misalnya melalui momen mengobrol ringan bareng anak-anak untuk
mengetahui seberapa jauh mereka telah terampil memanfaatkan AI serta topik apa
saja yang menarik minat mereka.
Kesimpulan
Memperkenalkan AI kepada remaja adalah peluang besar
untuk mempersiapkan mereka menghadapi masa depan yang dekat dengan teknologi.
Namun, sebagai orang tua, peran kita adalah membimbing mereka menggunakan AI
secara bijak dan bertanggung jawab.
Kita perlu terus mengingatkan anak-anak, khususnya remaja
bahwa kecanggihan AI tidak dapat menggantikan kerja keras, kreativitas, dan
pemikiran kritis. Dengan mengajari mereka cara memanfaatkan AI untuk belajar
dengan bertanggung jawab, kita telah membantu mereka individu yang siap
menghadapi tantangan modernisasi.
*) referensi dari berbagai sumber.